ANGGOTA REMAJA MASJID
KUANTITAS DAN KUALITAS ANGGOTA REMAJA MASJID
Organisasi adalah alat
untuk mencapai tujuan. Pencapaian tujuan memerlukan perjuangan yang
sungguh-sungguh dengan memanfaatkan segenap sumber daya dan kemampuan. Dalam
perjuangan dibutuhkan kesabaran tanpa batas, hanya bentuknya saja yang
mengalami perubahan.
Perjuangan yang dilakukan
Remaja Masjid adalah dalam rangka da’wah islamiyah, yaitu perjuangan untuk
menyeru umat manusia kepada kebenaran yang datangnya dari Allah subhanahu wa
ta’ala. Ada pertarungan antara yang haq dengan yang bathil. Dimana telah
diketahui bahwa kebenaran, insya Allah, akan mampu mengalahkan kebathilan.
Namun perlu diingat, bahwa di dunia ini kebathilan yang terorganisir juga
memiliki peluang untuk dapat mengalahkan kebenaran yang tidak terorganisir.
Karena itu, dalam perjuangan melawan kebathilan perlu persiapan yang
sungguh-sungguh dan tertata dengan rapi, seperti bunyanun marshush .
Untuk membentuk bangunan
yang tersusun kokoh (bunyanun marshush) diperlukan organisasi dan management
yang tangguh serta didukung sumber daya manusia (SDM) yang mencukupi dan
berkualitas. Perekrutan (recruitment) dan kaderisasi anggota sangat diperlukaan
oleh Remaja Masjid dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas anggotanya. Hal
ini dilakukan untuk menjamin kelangsungan aktivitas dan misi organisasi dalam
menda’wahkan Islam. Bertambahnya anggota akan menambah semangat dan tenaga
baru, sedang tersedianya kader-kader yang berkualitas akan mendukung suksesnya
estafet kepemimpinan organisasi.
Remaja muslim adalah unsur
utama organisasi Remaja Masjid Keberadaan dan keterlibatan mereka dalam
organisasi dapat dibedakan sebagai kader, aktivis, partisipan dan simpatisan.
Pengurus perlu meningkatkan kuantitas dengan melakukan:
a.
Melakukan pendaftaran
(regristerasi) anggota.
b.
Mendaftar remaja muslim
warga baru.
c.
Melakukan penyadaran
kepada remaja muslim yang belum menjadi anggota, agar mereka mau bergabung
dalam wadah bersama.
Peningkatan kualitas yang dilakukan adalah untuk meningkatkan keimanan,
keilmuan dan amal shalih mereka. Hal itu dilakukan dengan melakukan proses
kaderisasi yang dilakukan secara serius, sistimatis dan berkelanjutan, melalui
jalur: pelatihaan, kepengurusan, kepanitiaan dan aktivitas . Dalam proses
perkaderan dilakukan upaya-upaya penanaman nilai-nilai, akhlaq,
intelektualitas, profesionalisme, moralitas dan integritas Islam. Sehingga
diperoleh kader ideal Remaja Masjid yang memiliki profil : remaja muslim yang
beriman, berilmu dan berakhlaq mulia yang mampu beramal shalih secara
profesional serta memiliki fikrah Islam yang komprehensif.
SIKAP DAN PERILAKU AKTIVIS REMAJA MASJID
Sebagai generasi muda muslim pewaris Masjid, aktivis Remaja Masjid seharusnya mencerminkan muslim yang memiliki keterikatan dengan tempat beribadah umat Islam tersebut. Sikap dan perilakunya islami, sopan-santun dan menunjukkan budi pekerti yang mulia (akhlaqul karimah). Pemikiran, langkah dan tindak-tanduknya dinafasi oleh nilai-nilai Islam. Mereka berkarya dan berjuang untuk menegakkan kalimat Allah dalam rangka beribadah mencari keridlaan-Nya. Allah subhanahu wa ta’ala menjadi tujuannya, dan Rasulullah menjadi contoh tauladan dan sekaligus idolanya. Gerak dan aktivitasnya berada dalam siklus: beriman, berilmu, beramal shalih dan ber’amar ma’ruf nahi munkar, menuju kesuksesan dan kebahagiaan fid dunya wal akhirah.
Beberapa sikap dan perilaku praktis yang perlu diperhatikan aktivis Remaja Masjid berkaitan dengan aktivitasnya di Masjid, antara lain adalah:
1. Menyadari sebagai pemakmur Masjid.
2. Mengamalkan adab sopan santun di Masjid.
3. Rajin melaksanakan shalat berjama’ah di Masjid.
4. Berpakaian yang islami
5. Menjaga pergaulan antara laki-laki dan perempuan.
6. Mengembangkan kepribadian yang menarik.
7. Rajin menuntut ilmu.
Berusaha terlibat dalam kepengurusan Remaja Masjid.
HUBUNGAN ANTARA DKM/TA’MIR
DENGAN REMAJA MASJID
DKM/Ta’mir Masjid adalah
organisasi yang mengurus seluruh kegiatan yang ada kaitannya
dengan Masjid, baik dalam membangun, merawat maupun memakmurkannya,
termasuk usaha-usaha pembinaan remaja muslim di sekitar Masjid. Pengurus Ta’mir
Masjid harus berupaya untuk membentuk Ramaja Masjid sebagai wadah aktivitas
bagi remaja muslim. Dengan adanya Remaja Masjid tugas pembinaan remaja muslim
akan menjadi lebih ringan. Pengurus Ta’mir Masjid, melalui Bidang Pembinaan
Remaja Masjid, tinggal memberi kesempatan dan arahan kepada Remaja Masjid untuk
tumbuh dan berkembang, serta mampu beraktivitas sesuai dengan nilai-nilai
Islam.
Remaja Masjid merupakan
anak organisasi (underbouw) Ta’mir Masjid, karena itu, dalam aktivitasnya perlu
menyelaraskan dengan aktivitas Ta’mir Masjid, sehingga terjadi sinergi yang
saling menguatkan. Meskipun demikian, Remaja Masjid adalah organisasi otonom
yang relatif independen dalam membina anggotanya. Remaja Masjid dapat menyusun
program, menentukan bagan dan struktur organisasi serta memilih pengurusnya
sendiri. Karena itu, para aktivisnya memiliki kesempatan untuk berkreasi,
mengembangkan potensi dan kemampuannya serta beraktivitas secara mandiri.
Komentar
Posting Komentar